Minggu, 04 Desember 2016

Wilayah dalam Studi Geografi

WILAYAH DALAM STUDI GEOGRAFI



SELVI DIANA
1464040020
PENDIDIKAN IPS



FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014



WILAYAH DALAM STUDI GEOGRAFI


SELVI DIANA


MAKALAH


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas MID Mata Kuliah
Pengantar Filsafat Geografi



FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk sederhana. Tak lupa salawat dan salam tercurah atas junjungan Nabi besar Muhammad saw yang telah membawa manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang-benderang.
            Atas batuan dan bimbingan semua pihak maka makalah ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu patutlah kiranya penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.      Ibu Hj.Darmawati,S.Pd, M.Pdselaku dosen mata kuliahPengantar Filsafat Geografi
2.      Kedua orang tua tercinta yang memberi motivasi kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3.      Rekan-rekan yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kririk dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini. Besar harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.


                                                                                                Makassar, 24 Desember 2014


                                                                                                            Penulis,








DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL                                                                                                                  i
KATA PENGANTAR                                                                                                               ii
DAFTAR ISI                                                                                                                 iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang                                                                                                    1
B.     Rumusan Masalah                                                                                               1
C.     Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian wilayah                                                                                              2
B.     Pengertian regionalisasi                                                                                     10
C.     Pusat-pusat pertumbuhan wilayah                                                                    12
D.    Pusat-pusat pertumbuhan di indonesia                                                            14
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                                       19
B.     Saran                                                                                                                 19
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                                        20
























BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Banyak istilah dan konsep yang sepintas hampir sama dengan region atau wilayah, karena kesalahan dalam penggunaan istilah atau konsep tersebut dalam kehidupan keseharian. Diantara konsep tersebut jelas sangat berbeda. Istilah atau konsep yang dimaksud misalnya, ruang dengan keruangan, lokasi, daerah, wilayah, perwilayahan, dan kawasan.
Kalau anda pengamati suatu tempat perkotaan, kemudian coba amati pusat pemerintahan ada di bagian tengah, pertokoan ada di sepanjang jalan protokol, pemukiman tersebar di sekitar perkotaan, pasar ada di tempat-tempat tertentu, ada saran plahraga yang tertata dengan baik, tatasusun tempat tersebut adalah tata susun keruangan perkotaan.
Kalau anda membicarakan tempat suatu gejala (fenomena/objek) maka anda sedang membicarakan lokasi. Kalau anda membicarakan tempat yang berhubungan dengan lokasi dan situasi ruang yang ada di tempat tersebut, maka anda sedang membicarakan daerah, kalau anda membicarakan tempat yang berhubungan dengan pengelolaan dengan pengelolaan dan penataan, maka anda sedang membicarakan wilayah. Kalau anda membicarakan tempat yang berhubungan dengan penggunaan dan peruntukan tertentu, maka anda sedang membicarakan kawasan. Keenam konsep tersebut di atas (ruang, keruangan, lokasi, daerah, wilayah, dan kawasan) untuk membedakannya tidak didasarkan pada luasnya (misalnya ruang lebih sempit dari pada kerunagn, atau wilayah lebih sempit dari pada kawasan) melainkan didasarkan pada cakupan dan aspek yang dibicarakan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah pengertian wilayah itu ?
2.      Bagaimanakah pengertian perwilayahan itu ?
3.      Bagaimana pusat-pusat pertumbuhan wilayah itu ?
4.      Dimanakah pusat-pusat pertumbuhan wilayah indonesia ?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan pengertian wilayah
2.      Menjelaskan pengertian perwilayahan
3.      Menjelaskan pusat-pusat pertumbuhan wilayah
4.      Menjelaskan pusat-pusat pertumbuhan wilayah di indonesia


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Wilayah
Wilayah kadang diartikan bermacam-macam, sesuai dengan penafsiran masing-masing. Berdasarkan sudut pandang ilmu wilayah,wilayah bisa diartikan satu pulau, satu wilayah, satu wilayah administrasi ( kecamatan, kelurahan, provinsi dan lain-lainnya). Dalam pengertian geografis, wilayah merupakan kesatuan alam yaitu alam yang serba sama atau homogen atau seragam, dan kesatuan manusia, yaitu masyarakat serta kebudayaannya yang serba sama yang mempunyai ciri (kekhususan) yang khas, sehingga wilayah tersebut bisa dibedakan dari wilayah yang lain.
Pengertian wilayah menurut para ahli yaitu :
a)       Menurut R. E. Dickinson A region is an art whose physycal conditions are homogeneous (Wilayah adalah sesuatu yang kondisisi fisiknya homogen). 
b)        Menurut A. J. Hertson A region is a complex of land, water, air, plant, animal and man regarded in their special relations as together continuing a definite characteristic portion of the earth surface (Wilayah adalah komplek tanah, air, udara, tumbuhan, hewan dan manusia dengan hubungan khusus sebagai kebersamaan yang kelangsungannya mempunyai karakter khusus dari permukaan bumi). 
c)       Menurut Fannemar A region is an area characterististized thouroughout by similiar surface features and which is contrasted with neighbouring areas (Wilayah adalah area yang digolongkan melalui kenampakan permukaan yang sama dan dikontraskan dengan area sekitarnya). 
d)       Menurut Taylor A region may be defined as a unit are of the earth's surface distinguishable from amor area by the exhibition of some unifying characteristic of property (Wilayah dapat didefinisikan sebagai bagian dari permukaan bumi yang berbeda dan ditunjukkan oleh sifat-sifat yang berbeda dan ditunjukkan oleh sifat-sifat yang berbeda dari lainnya). 
e)       Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/aspek fungsional. 
f)        Menurut   Isard (1975) wilayah adalah suatu area yang memiliki arti (meaningful) karena adanya masalah-masalah yang ada di dalamnya sedemikian rupa, sehingga ahli regional memiliki interest di dalam menangani permasalahan tersebut, khususnya karena menyangkut permasalahan sosial-ekonomi.
g)       Murty (2000) mendefinisikan wilayah sebagai suatu area geografis, teritorial atau tempat, yang dapat berwujud  sebagai suatu negara, negara bagian, provinsi, kabupaten, distrik dan perdesaan.  Tapi suatu wilayah pada umumnya tidak sekedar merujuk suatu tempat atau area, melainkan merupakan suatu kesatuan ekonomi, politik, sosial, administrasi, iklim atau geografis, sesuai dengan tujuan pembangunan atau kajian
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah adalah bagian atau daerah di permukaan bumi yang dibatasi oleh kenampakan tertentu yang bersifat khas dan membedakan wilayah tersebut dari wilayah lainnya. Misalnya, wilayah hutan berbeda dengan wilayah pertanian, wilayah kota berbeda dengan wilayah perdesaan. Ketika kita menelaah suatu daerah atas dasar persyaratan atau kriteria tertentu maka pada daerah tersebut akan muncul kesamaan tertentu pula. Kesamaan tersebut, dapat terbentuk dari unsur alam atau fisik, unsur manusia, maupun hasil interaksi keduanya, dan membentuk suatu wilayah yang dapat dibedakan dengan wilayah-wilayah lainnya yang memiliki ciri berbeda. Wilayah yang memiliki ciri khas tersebut dalam geografi disebut region.
Pengertian dapat dibedakan sebagai berikut :
a)      Pengertian internasional: wilayah Asia Tenggara, wilayah Asia Timur, wilayah Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa Barat, Eropa Timur, dan sebagainya.
b)      Pengertian Nasional: wilayah merupakan sebagian dari negara, tetapi bagian tersebut mempunyai kesatuan alam dan kesatuan manusia, misalnya: pantai timur Sumatera, pantai uatara Jawa, daratan tinggi Bandung dan sebagainya.
Berkaitan dengan pengertian wilayah adapun yang disebut “kawasan”, yaitu bagian wilayah yang digunakan untuk suatu fungsi tertentu, misalnya dalam suatu wilayah pedesaan terdapat kawasan perkampungan, kawasan pertanian, kawasan kehutanan.
Permukaan bumi tempat tinggal manusia dapat dikelompokkan menjadi beberapa wilayah atau region. Tiap region mempunyai ciri khas dengan region lainnya. Dengan kata lain region adalah sebahagian permukaan bumi yang dalam hal-hal tertentu berbeda dari daerah sekitarnya. 
Perkembangan konsep wilayah mempunyai sejarah yang panjang. Meskipun demikian penyajiannya secara sistematik baru dimulai sejak abad ke-19 yaitu tatkala ahli-ahli geografi berpendapat bahwa unit politik merupakan dasar yang belum cukup untuk menggambarkan suatu wilayah oleh ahli-ahli geografi pada saat itu lebih mengutamakan kepada unit alamiah.
Penggolongan wilayah seperti  tersebut  terakhir ini disebut wilayah alamiah (natural region). Disamping penggolongan ini terdapat penggolongan wilayah yang didasarkan kepada kenampakan tunggal (single feature) seperti kenampakan iklim, vegetasi, atau hewan. Köppen  misalnya membuat wilayah iklim yang meliputi seluruh permukaan bumi.Natural region dan single feature region, seperti disebutkan di atas adalah konsep wilayah sebelum perang dunia I. Perang dunia I dan II kedua konsep tersebut terus berkembang.
Johnson (1976) memandang wilayah sebagai bentuk istilah teknis klasifikasi spasial dan merekomendasikan dua tipe wilayah yaitu :

a)      Wilayah atau region formal
Region formal disebut juga region uniform dan bersifat statis, yaitu suatu wilayah yang di bentuk oleh adanya kesamaan kenampakan termasuk kedalamnhya kenampakan fisik muka bumi, iklim, vegetasi, tanah, bentuk lahan, penggunaan lahan dan sebagainya.
b)      Wilayah atau region fungsional (Nodal)
Region fungsional disebut juga region nodal. Region ini bersifat dinamis ditandai oleh adanya akan dari dan pusat. Pusat tersebut disebut sebagai node. Sejauh mana node dapat menarik arah sekitarnya sehingga tercipta interaksi maksimal, sejauh itulah batas region nodal. Contoh sederhana dapat anda amati pada masyarakat tradisional atau pra industri, dimana pusat perkampungan penduduk dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri.Suatu region nodal terdapat empat unsur penting sebagai berikut :
1.      Adanya arus barang, ide atau gagasan dan manusia
2.      Adanya node atau pusat yang menjadi pusat pertemuan arus tersebut secara terorganisir
3.      Adanya wilayah yang makin meluas
4.      Adanya jaringan-jaringan rute tempat tukar menukar berlangsung
Regional nodal nampak dinamis, tidak statis seperti region formal karena didefinisikan sebagai gerakan bukan obyek yang statis dan terdapat fungsi suatu tempat sebagi sirkulasi. Dalam wilayah tersebut terdapat aktivitas yang diorganisir dan umunya bersifat lebih dinamis seperti gerakan orang,barang,berita atau pesan. Karena itu dalam region nodal meliputi wilayah di sekitar titik pusat. Region formal tidak perlu memiliki cover(inti), walaupun dalam beberapa hal memiliki heartland area(wilayah jantung). Heartland adalah daerah yang kenampakannya dari suatu kriteria tertentu sangat jelas kenampakannya.
Wilayah geografi atau region dapat membedakan berdasarkan unsur fisik. Misalnya, wilayah geologi (geological region), wilayah jenis tanah (soil region), wilayah iklim (climatic region), dan wilayah vegetasi (vegetation region). Kita pun dapat membedakan wilayah berdasarkan unsur sosial budaya manusia seperti wilayah bahasa (linguistic region), wilayah ekonomi (economic region), wilayah sejarah (historical region), dan wilayah politik (political region) seperti halnya batas negara-negara di dunia. Berdasarkan wilayah geologi (unsur fisik), di atas permukaan bumi akan ditemukan daerah patahan, lipatan, atau daerah yang terbentuk dari proses tektonisme sehingga mempunyai bentuk dan fenomena yang khas. Misalnya, fenomena pertambangan minyak bumi di Jambi. Fenomena ini menjadikan Jambi sebagai wilayah geologi yang berbeda dengan wilayah lainnya.
Berdasarkan jenis tanahnya (unsur fisik), kita akan menemukan kawasan tanah gambut yang selalu terbakar pada musim kemarau seperti yang terjadi di Kalimantan. Wilayah kawasan tanah gambut jelas berbeda dengan kawasan tanah kapur yang terdapat di Gunung Kidul, Yogyakarta, berbeda pula dengan lereng Merapi yang cenderung vulkanis. Berdasarkan bahasa (unsur sosial), kita pun akan menemukan berbagai wilayah yang berbeda. Daerah yang menggunakan bahasa Jawa akan membentuk wilayah berbeda dengan daerah yang berbahasa Sunda. Setiap tempat mempunyai kekhasan masing-masing baik yang dapat diamati secara langsung maupun dari aspek-aspek administrasi sosial. Wilayah kota berbeda dengan desa disamping karena secara fisik berbeda juga karena secara administrasi berbeda. Bahkan secara fisik sama-sama padat, tetapi kondisi sosialnya berbeda, sehingga antara Jakarta dengan Surabaya nampak sebagai wilayah yang sama-sama padat tetapi masyarakatnya punya kebiasaan dan kehidupan sosial yang berbeda.
Keragaman dalam mendefinisikan konsep wilayah terjadi karena perbedaan dalam permasalahan ataupun tujuan pengembangan wilayah yang dihadapi. Kenyataannya, tidak ada konsep wilayah yang benar-benar diterima secara luas. Para ahli cenderung melepaskan perbedaan-perbedaan konsep wilayah terjadi sesuai dengan fokus masalah dan tujuan-tujuan pengembangan wilayah. Konsep wilayah yang paling klasik (Richardson, 1969; Hagget, Cliff dan Frey, 1977) mengenai tipologi wilayah, membagi wilayah ke dalam tiga kategori: (1) wilayah homogen (uniform atau homogeneous region), (2) wilayah nodal, dan (3) wilayah perencanaan.
Selain itu Blair (1991) mengemukakan kerangka klasifikasi konsep wilayah yang lebih mampu menjelaskan berbagai konsep wilayah yang dikenal selama ini adalah : (1) wilayah homogen (uniform), (2) wilayah sistem/fungsional, (3) wilayah perencanaan/pengelolaan (planning region atau programming region). Dalam pendekatan klasifikasi konsep wilayah ini, wilayah nodal dipandang sebagai salah satu bentuk dari konsep wilayah sistem. Sedangkan dalam kelompok konsep wilayah perencanaan, terdapat konsep wilayah administratif-politis dan wilayah perencanaan fungsional.
B.     Pengertian Perwilayahan
Regionalisasi menunjukkan proses penentuan (delineation) wilayah. Perwilayahan secara Formal dan Fungsional Perwilayahan ialah suatu proses dilineasi atau pembatasan suatu wilayah. Apabila kriteria yang dijadikan dasar mendelineasi sederhana misalnya kepadatan penduduk, maka pendelineasian akan mudah. Jika kriteria yang digunakan berpariasi, perwilayahan menjadi agak rumit.
Regionalisasi (perwilayahan) didalam geografi adalah suatu upaya mengelompokan atau mengklasifikasi unsur-unsur yang sama. Menyusun dan mengelompokan serangkaian lokasi yang mempunyai sifat-sifat yang sama menurut kriteria tertentu. Sehinnga informasi dapat dipeoleh secara efisien dan ekonomis.
Perwilayahan dibagi menjadi dua yaitu :
1.      Perwilayahan secara formal. Tujuan perwilayahan formal adalah untuk mengetahui wilayah mana yang homogen atau seragam. Teknik yang bisa digunakan pendelineasian wilayah formal adalah metode nilai bobot indeks. Metode ini digunakan untuk mendelineasi wilayah berdasarkan lebih dari satu kriteria. 
2.      Perwilayah secara fungsional. Pembatas suatu wilayah secara fungsional menyangkut pengelompokan beberapa unit wilayah yang memiliki tingkat kepentingan hubungan. Dengan demikian wilayah fungsional lebih menekankan pada arus hubungan dengan titik pusat. Pendekatan untuk perwilayah fungsional dilakukan dengan analisis aliran barang atau orang. Pada analisis ini wilayah fungsional berdasar pada arah dan intensitas aliran barang atau orang antara titik pusat dan wilayah sekitarnya. Pada umumnya aliran lebih intensif untuk 2 wilayah yang jauh dari pusat. Luas daerah pengaruh pusat adalah sampai pada tempat arus aliran.
Manfaat Proses Perwilayahan
Dalam dunia ilmu pengetahuan, klasifikasi sering digunakan untuk dua manfaat dasar (Johnston,1976) yakni :
1.    Sebagai alat penyederhanaan fenomena dunia nyata
2.    Sebagai alat pendeskripsian
Klasifikasi  adalah alat yang dapat mendeskripsikan fenomena termasuk di dalam menggambarkan hubungan antara manusia dengan sumberdaya yang dimanfaatkan di atas permukaan bumi. Keragaman dan perbedaan sumberdaya-sumberdaya serta perilaku dan cara-cara manusia memanfaatkannya di atas dunia ini dapat dijelaskan dan disederhanakan dengan pengklasifikasian perwilayahan. Dengan demikian, klasifikasi perwilayahan tidak lain merupakan alat (tool) untuk mempermudah menjelaskan keragaman dan berbagai karakteristik fenomena yang ada.
            Perwilayahan berdasarkan fenomena Geografis
Di Lingkungan Setempat Perwilayahan berdasarkan fenomena geografis dapat dilihat dari beberapa aspek :
a)       Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan di Indonesia dikenal pembagian wilayah kekuasaan pemerintahan, seperti propinsi, kabupaten, kecamatan, desa dan dusun. 
b)       Berdasarkan kesamaan kondisi di sini yang paling umum adalah kesamaan kondisi fisik. Contohnya Jawa Tengah di bagian atas pantai timur pegunungan dan pantai barat. 
c)       Berdasarkan ruang lingkup pengaruh ekonomi perlu ditetapkan terlebih dahulu beberapa pusat pertumbuhan yang ciri-ciri sama besarnya dan rankingnya. Kemudian ditetapkan batas-batas pengaruh dari setiap pusat pertumbuhan. Contohnya batas pengaruh satu kota dengan kota lainnya hanya dapat dilakukan untuk kota yang sama rankingnya. 
d)       Berdasarkan wilayah perencanaan atau program dalam pembagian ini ditetapkan batas-batas wilayah ataupun daerah-daerah yang terkena suatu program atau proyek. Contohnya DAS Bengawan Solo, DAS Berantas dan DAS Serayu.
Kebijakan perwilayahan digunakan untuk penerapan pengelolaan (manajemen) sumber daya yang memerlukan pendekatan yang berbeda sesuai dengan perbedaan karakteristik secara spasial. Secara tradisi, manusia telah lama melakukan perwilayahan atas dasar satuan politik administrasi diatas permukaan bumi menjadi unit-unit wilayah dalam berbagai tingkatan seperti negara, propinsi, kabupaten, kecamatan, desa, dan sebagainya.
Sistim perwilayahan administrasi terkait sangat erat pada sistim pemerintahan beserta perangkat-perangkatnya. Diluar sistim perwilayahan administratif, juga dikenal berbagai perwilayahan-perwilayahan, perencanaan atau pengelolaan yang tidak terlalu struktural melainkan sebagai unit-unit koordinasi atau pengelolaan yang terfokus pada tujuan-tujuan dan penyelesaian-penyelesaian masalah tertentu, seperti kawasan otorita, DAS, Free trade zone, dan lain-lain.
C.    Pusat-pusat pertumbuhan wilayah
            Untuk mengenali pusat-pusat pertumbuhan di suatu  wilayah biasannya dicirikan oleh adanya  perkembangan yang pesat baik dalam pembangunan maupun kegiatan perekonomian. Pusat pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat, sehingga dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi kawasan-kawasan sekitarnya.
            Pengembangan kawasan-kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan tingkatan atau skalannya berbeda-beda. Ada yang berskala nasional,regional atau daerah .contoh berskala nasional misalnnya pusat-pusat pertumbuhan di indonesia contoh Kota Surabaya, Makasar sebagai pusat pertumbuhan di Indonesia Timur. Medan sebagai pusat pertumbuhan di Indonesia Barat,. Sedangkan pusat regional seperti ( JABODETABEK), Bandung Raya,Sijori,Grebang Kertosusila.
            Adapun pendekatan yang anda dapat lakukan untuk mengenali lebih jauh mengenai pusat-pusat pertumbuhan tersebut adalah sebagai berikut :
1.       Teori tempat yang sentral (Central Place Theory)
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli geografi berkebangsaan Jerman Walter Christaller pada tahun 1993. Menurut Christaller ada dua konsep yang disebut jangkauan (range) dan ambang (threshold).Range adalah jarak yang perlu ditempuh orang untuk mendapatkan barang kebutuhannya pada suatu waktu tertentu saja. Treshold adalah jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan keseimbangan suplai barang dan threshold dibedakan menjadi 2 macam berdasarkan kepentingan jenis barang :
a.       Threshold tinggi yaitu barang yang memiliki resiko kerugian besar karena jenis barang atau jasa adalah barang-barang mewah.
b.      Threshold rendah yaitu barang yang kebutuhannya beresiko kecil atau tidak memerlukan konsumen terlalu banyak untuk terjual barang-barangnnya.
2.       Teori kutub pertumbuhan
Teori kutub pertumbuhan (Growth Poles Theory) . dikemukakan oleh perroux pada tahun 1955. Dalam teori ini dinyatakan bahwa pembangunan kota atau wilayah diamanapun adannya bukanlah merupakan suatu proses yang terjadi secara serentak, tetapi muncul di tempat-tempat tertentudengan kecepatan dan intesitas yang berbeda-beda.
Sejak setelah perang dunia kedua banyak negara-negara yang terlibat perang mengalami kemunduran ekonomi .untuk membangun kembali konsep pembangunan wilayah kota disebut Spread and trickling down (penjalaran dan penetesan) serta backwash dan polarization.
3.       Potensi daerah setempat
Teori pusat pertumbuhan lainnya juga dikenal potential model. Konsepnya bahwa setiap daerah memiliki potensi untuk dikembangakan, baik alam maupun manusiannya. Misalnnya untuk pertanian, pertenakan , perikanan , pertambangan , rekreasi atau wisata dan usaha-usahannya.Mengingat setiap daerah memiliki potensi berbeda-beda maka corak pengembangan potensi daerah itupun berbeda-beda pula.
4.       Konsep agropolitan
Konsep ini diperkenalkan oleh Friedman(1975) menurut konsep ini perlunya mengusahakan pedesaan untuk lebih terbuka dalam pembangunan sehingga diharapkan terjadi beberapa kota di pedesaan atau daerah pertanian (agropolis).
Dengan demikian mereka mempunyai kesempatan yang sama pula meingkatkan kesejahteraan sebagaimana yang dialami oleh penduduk perkotaan
D.    Pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia
            Penerapan penempatan pusat-pusat pertumbuhan yang dilaksanakan oleh indonesia pada prinsipnnya adalah mengabungkan beberapa teori atau konsep diatas . Pembangunan di indonesia dipusatkan di wilayah-wilayah tertentu yang diperkirakan sebagai kawasan sentral yang mampu menarik daerah-daerah disekitarnya. Kawasan sentral yang menjadi pusat pertumbuhan tersebut dapat mengalirkan proses pembangunan di wilayah sekitarnya, sehingga pemerataan pembangunan dapat terjadi ke seluruh pelosok  wilayah negeri secara menyeluruh.
            Pada REPELITA II tahun1974-1978 sistem pembangunan indonesia dicanagkan pembangunan nasional dilaksanakan melalui sistem regionalisasi atau perwilayahan, dengan kota-kota utama sebagai kutub atau pusat pertumbuhan.
Konsep perwilayahan juga merupakan alat untuk perencanaan atau pengelolaan. Perwilayahan digunakan sebagai alat untuk mengelola dan mencapai tujuan-tujuan pembangunan.
            Kebijakan perwilayahan digunakan untuk penerapan pengelolaan (manajemen) sumber daya yang memerlukan pendekatan yang berbeda sesuai dengan perbedaan karakteristik secara spasial. Secara tradisi, manusia telah lama melakukan perwilayahan atas dasar satuan politik administrasi diatas permukaan bumi menjadi unit-unit wilayah dalam berbagai tingkatan seperti negara, propinsi, kabupaten, kecamatan,desa,dan sebagainya.Sistim perwilayahan administrasi terkait sangat erat pada sistim pemerintahan beserta perangkat-perangkatnya. Diluar sistim perwilayahan administratif, juga dikenal berbagai perwilayahan-perwilayahan, perencanaan atau pengelolaan yang tidak terlalu struktural melainkan sebagai unit-unit koordinasi atau pengelolaan yang terfokus pada tujuan-tujuan dan penyelesaian-penyelesaian masalah tertentu, seperti kawasan otorita, DAS, Free trade zone, dan lain-lain.
            Berikut ini disajikan jenis-jenis wilayah beserta tujuan dan manfaat penggunaan :

No
Wilayah
Tujuan dan manfaat penggunaan
Contoh
1
Wilayah homogen
1.   Penyederhanaan dan pendeskripsian wilayah
2.   Pewilahan pengelolaan (zonasi kawasan fungsional)
1.     Pola penggunaan atau penutupan lahan.
2.     Pewilayah komoditas
2
Wilayah nodal
1.   Deskripsi hubungan nodalitas
2.   Identifikasi daerah pelayanan atau pengaruh
3.   Penyusunan hirarki pelayan atau fasilitas.
1.     Keterkaitan CBD dan daerah pelayanannya.
2.     “Gwoth pole area”
3.     Central Place and peryphery.
4.     Sistem/ordo kota/ pusat pelayanan.
3
Wilayah sistem ekologi
1.   Pengelolaan sumberdaya wilayah berkelanjutan.
2.   Identifikasi carrying capacity kawasan
3.   Siklus alam aliran sumberdaya, biomasa energi limbah, dll
1.     Pengelolaan DAS
2.     Cagar alam
3.     Ekosistem mangrove
4
Wilayah sistem ekonomi
1.   Percepatan pertumbuhan wilayah.
2.   Produktifitas dan mobilisasi sumberdaya.
3.   Efesiensi.
1.     Wilayah pembangunan
2.     Kawasan andalan
3.     KAPET
4.     Kawasan agropolitan
5.     Kawasan cepat tumbuh (pertumbuhan)
5
Wilayah sistem sosial
1.   Perwilayahan menurut sistem budaya, etnik, bangsa, dll
2.   Identifikasi komunitas dan society.
3.   Optimalisasi interaksi sosial
4.   Community Development.
5.   Keberimbangan, pemerataan dan keadilan.
6.   Distribusi pengusaha sumberdaya
7.   Pengelolaan konflik
1.     Kawasan adat
2.     Perlindungan/ pelestarian (cagar) budaya.
3.     Pengelolaan kawasan publik kota (menghindari tawuran)
7
Wilayah politik
1.   Menjaga keutuhan/ integrasi wilayah teritorial.
2.   Menjaga pengaruh/ kekuasaan teritorial.
3.   Menjaga pemerataan (equity) antarsub wilayah
1.     Negara
2.     Propinsi
3.     Kabupaten
4.     Desa
8
Wilayah administratif
Optimasi fungsi-fungsi administrasi dan pelayanan publik pemerintahan.
1.     Negara
2.     Propinsi
3.     Kabupaten
4.     kecamatan

Di bawah ini diberikan beberapa klasifikasi yang berbeda, pengertian wilayah berdasarkan proses klasifikasi yang berbeda.

Wilayah
Contoh
1.   a. Berdasarkan keragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu. Wilayah seperti ini disebut uniform region,




b. Wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling dihubungkan dengan garis melingkar. Wilayah seperti ini disebut nodal region.

2.   a. Klasifikasi wilayah yang terutama menekankan kepada jenisnya disebut generic region. Dalam hal ini fungsi wilayah kurang diperhatikan.
b. klasifikasi wilayah menurut kekhususannya merupakan daerah tunggal, mempunyai ciri-ciri geografi. Wilayah sedemikian ini disebut spesific region













T
3.   wilayah yang dalam klasifikasinya menggunakan metode statistik deskriptif, dan metode statistik analitik. Seperti factor analysis. Perwilayahan seperti ini masih terus dikembangkan.
Wilayah pertanian, di mana terdapat keragaman atau kesamaan antara petani atau daerah pertanian dan kesamaan ini menjadi sifat yang dimiliki oleh elemen-elemen yang membentuk wilayah.

Wilayah kota metropolitan Daerah khusus Ibukota Jakarta Raya, dimana dikota ini terdapat beberapa pusat kegiatan yang saling dihubungkan oleh jaring-jaring jalan.

Wilayah iklim, wilayah vegetasi, wilayah fisiografi, wilayah pertanian. Dalam hal ini yang ditekankan adalah jenis perwilayahan saja.
Wilayah Asia Tenggara, dimana daerah ini merupakan darah tunggal dan mempunyai ciri-ciri geografi yang khusus. Seperti dalam hal lokasi, penduduk, adat istiadat, bahasa dan lain sebagainya.
Wilayah waktu Indonesia bagian timur, dimana daerah ini merupakan daerah tunggal dan mempunyai ciri khusus yaitu, yang lokasinya di Indonesia  bagian timur.
Wilayah daerah tingkat I Sulawesi Selatan dimana daerah tersebut merupakan daerah tunggal dan mempunyai ciri khusus yaitu merupakan unit administrasi pemerintahan sebagai daerah tingkat I.
Wilayah yang cocok untuk padi basah di Jawa untuk mendapatkan wilayah ini, harus dikumpulkan bermacam-macam data seperti kedalaman tanah, permiabilitas tanah, drainase tanah, kandungan hara tanah, PH tanah, ketinggian tempat, tempertur udara, kemiringan lereng, CH bulan Januari hingga Desember dan kemudian data yang sebanyak ini dioleh dengan menggunakan metode statistik analitik untuk memperoleh wilayah yang cocok untuk padi basah. Untuk memproses data sebanya ini biasanya dipergunakan komputer.
























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Wilayah atau region adalah bagian atau daerah di permukaan bumi yang dibatasi oleh kenampakan tertentu yang bersifat khas dan membedakan wilayah tersebut dari wilayah lainnya.
2.      Regionalisasi (perwilayahan) didalam geografi adalah suatu upaya mengelompokan atau mengklasifikasi unsur-unsur yang sama. Menyusun dan mengelompokan serangkaian lokasi yang mempunyai sifat-sifat yang sama menurut kriteria tertentu.
3.      Pusat pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat, sehingga dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi kawasan-kawasan sekitarnya. Pengembangan kawasan-kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan tingkatan atau skalannya berbeda-beda. Ada yang berskala nasional,regional atau daerah .contoh berskala nasional misalnnya pusat-pusat pertumbuhan di indonesia contoh Kota Surabaya, Makasar sebagai pusat pertumbuhan di Indonesia Timur. Medan sebagai pusat pertumbuhan di Indonesia Barat,. Sedangkan pusat regional seperti ( JABODETABEK), Bandung Raya,Sijori,Grebang Kertosusila.
4.      Pembangunan di indonesia dipusatkan di wilayah-wilayah tertentu yang diperkirakan sebagai kawasan sentral yang mampu menarik daerah-daerah disekitarnya. Pada REPELITA II tahun1974-1978 sistem pembangunan indonesia dicanagkan pembangunan nasional dilaksanakan melalui sistem regionalisasi atau perwilayahan, dengan kota-kota utama sebagai kutub atau pusat pertumbuhan.
B.     Saran
Dalam pertemuan selanjutnya konsep region dapat dibahas secara khusus dan dapat diterbitkan buku mengenaikonsep region agar dapat menambah wawasan para pembaca.


DAFTAR PUSTAKA
Ernan Rustiadi, Sunsun Saefulhakim, & Dyah, R Panuju, 2009. Perencanaan dan pengembangan wilayah. Kerjasama Cresptent Press dan Yayasan Obor Indonesia, Anggota IKAPI DKI Jakarta.

              Henk Huisman, 1986. Regional and Rural Development Planning Series. Faculty of Geography Gajah Majad University Yokyakarta

Ruchyat Deni Djakapermana, 2010. Pengembangan wilayah, melalui pendekatan kesisteman. IPB Press IPB Darmaga Bogor.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar