Minggu, 04 Desember 2016

Interaksi Sosial

BAB I
                                                           PENDAHULUAN                           
A.    Latar Belakang
                                                              
          Pengetahuan mengenai proses interaksi sosial tidak bisa dipandang sebagai sesuatu yang tidak penting. Karena dengan mengetahui proses interaksi sosial kita akan memperoleh gambaran yang nyata mengenai kehidupan bersama manusia. Selain itu, kita akan memperoleh pengertian mengenai segi yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat.

          Kedinamisan yang terjadi dalam masyarakat merupakan akibat dari adanya hubungan antar warga baik secara perorangan maupun melalui kelompok sosial. Dan tak selamanya hubungan  itu berjalan tanpa kendala. Hanya dengan interaksi yang baik dan benarlah akan tercipta suatu tatanan kehidupan sosial yang baik pula.
Perlu kita ketahui interaksi yang terjadi di masyarakat tak hanya bersifat positif . karena setiap interaksi mempunyai suatu derajat dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola perilaku yang berbeda, tergantung dari masing-masing situasi yang dihadapi. Bisa saja interaksi tersebut terjadi melalui persaingan, pertandingan, bahkan pertikaian dan  lain sebagainya.

B.     Rumusan masalah
·         Bagaimana interaksi sosial faktor utama dalam kehidupan sosial ?
·         Bagaimana syarat-syarat terjadinya interaksi sosial?
·         Bagaimana yang di maksud kehidupan yang terasing?
·         Bagaimana bentuk-bentuk interaksi sosial?
·         Interaksi dan informasi Goffman dan prinsip Dramaturgi?
C.    Tujuan  Penulisan
·         Menjelaskan faktor utama dalam  kehidupan sosial
·         Menjelaskan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial
·         Menjelaskan tentang kehidupan yang terasing
·         Menguraikan bentuk-bentuk interaksi sosial
·         Menjelaskan interaksi dan informasi Goffman dan prinsip Dramaturgi
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Interaksi Sosial sebagai Faktor utama dalam kehidupan Sosial
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang, juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi sosial merupakar syarat utama terjadinya aktvitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubangan antara orang-orang-perorangan, antara kelompol-kelompok manuasia maupun antara orang perorangan dengan kelompok. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial. Interaksi sosial antara – kelompok – kelompok  manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Gillin & Gillin mengatakan bahwa: Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.
Gillin dan Gillin mengajukan dua syarat yang harus di penuhi agar suatu interaksi sosial itu mungkin terjadi, yaitu:
a.       Adanya kontak sosial
b.      Adanya komunikasi
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu sebagai berikut.
ü  Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
ü  Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.
ü  Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
ü  Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
ü  Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
Ada tiga tahap penting dalam komunikasi :
a.       Encoding
Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan
b.      Penyampaian
Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya.
c.       Decoding
Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung. Apabila masing-masing ditinjau secara lebih mendalam, faktor imitasi misalnya, mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun demikian imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif dimana misalnya, yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang menyimpang. Selain itu, imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang.
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
Mungkin proses sugesti terjadi apabila orang yang memberikan pandangan adalah orang yang berwibawa atau mungkin karena sifatnya yang otoriter. Kiranya mungkin pula bahwa sugesti terjadi oleh sebab yang memberikan pandangan atau sikap merupakan bagian terbesar dari kelompok yang bersangkutan, atau masyarakat.
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam dari pada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbale-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum dan sebagainya.
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor :
1.      Imitasi
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.
2.      Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
3.      Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
4.      Simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
B.     Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.
Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :
1.      Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
a.       Kontak sosial menurut cara-cara yang dilakukan :
·         Kontak langsung
Yaitu kontak yang terjadi dimana pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada pihak komunikan melalui tatap muka (face to face) maupun melalui alat bantu media komunikasi
·         Kontak tidak langsung
Yaitu kontak social yang terjadi dimana pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada pihak komunikan melalui perantara pihak ketiga
b.      Menurut Proses Terjadinya
·         Kontak primer
Yaitu Kontak social yang terjadi apabila komunikator berhubungan secara langsung dengan komunikan melalui tatap muka / face to face
·         Kontak sekunder
Yaitu kontak social yang terjadi apabila pesan dari komunikator  disampaikan kepada komunikan melalui pihak ketiga atau melalui media komunikasi
c.       Kontak sosial positif
Kontak sosial yang mengarahkan pada kerja sama
d.      Kontak sosial negatif

Kontak sosial yang mengarah pada pertengkaran

2.      Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
3.      Adanya tindakan sosial, tidak semua tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan social, Suatu  tindakan baru dinyatakan sebagai tindakan social apabila subyeknya dihubungkan dengan individu-individu lain. Menurut Max Weber tindakan social adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu-individu lainnya dalam  masyarakat. Jadi tindakan social adalah tindakan yang mempengaruhi individu lain dalam  masyarakat dan merupakan tindakan bermakna yaitu  tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan keberadaan orang lain.
Berdasarkan cara dan tujuan yang akan dilakukan maka Tindakan social dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu :
a.       Tindakan rasional Instrumental
Yaitu suatu tindakan social yang dilakukan seseorang dengan memperhitungkan kesesuaian cara yang digunakan dan tujuan apa yang hendak di capai dalam tindakan itu.
b.      Tindakan Rasional Berorientasi Nilai
Yaitu tindakan yang tidak lagi mempermasalahkan tujuan dan tindakan, yang menjadi persoalan dan perhitungan pelaku hanyalah tentang cara
c.       Tindakan Tradisional
Yaitu Yaitu tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional.Tindakan ini hanya dilaksanakan karena pertimbangan kebiasaan dan adat istiadat.
d.      Tindakan efektif
Yaitu tindakan yang didorong oleh perasaan.
Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Arti secara hanafiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadinya hubungan badaniah. Sebagai gejala seosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini dengan adanya perkembangan teknologi, orang dapat menyentuh berbagai pihak tanpa menyentuhnya. Dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah bukanlah syarat untuk terjadinya suatu kontak.
Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk :
1.      Adanya orang perorangan
Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebuasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi, yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota.
2.      Ada orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya
kontak sosial ini misalnya adalah seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu partai politik memkasa anggota-anggotanya menyesuaikan diri dengan ideologi dan programnya.
3.      Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan parpol yang ketiga di pemilihan umum.
Terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sengangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama seali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
Suatu kontak dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak perimer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka. Kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Sekunder dapat dilakukan secara langsung. Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan melalui alat-alat telepon, telegraf, radio, dst.
Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gera-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang dilakukannya.
C.    Kehidupan yang Terasing
Pengertian kehidupan yang terasing menurut beberapa ahli :
1.      Menurut Townsend, M.C (1998:152) kehidupan terasing merupakan keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam bagi dirinya.
2.      Sedangkan menurut DEPKES RI (1989: 117) penarikan diri (withdrawal ) merupakan suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap.
3.      Menurut Carpenito kehidupan terasing merupakan keadaan di mana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak .
4.      Menurut Rawlins, R.P & Heacock, P.E kehidupan terasing merupakan usaha menghindar dari interaksi dan berhubungan dengan orang lain

Komunikasi dalam kaitannya dengan tradisi sosiokultular sangat berpengaruh terhadap system interaksi dalam masyarakat yang berbeda-beda. Dalam hal ini, salah satu akibat dari suatu interaksi social yang tidak baik adalah dengan munculnya suatu kehidupan yang terasing. Seseorang dalam komunitas masyarakat terasing dapat melakukan tindakan apapun, baik dengan alam sekitarnya maupun dengan individu disekitarnya. Namun demikian, segala tindakan yang mereka lakukan tidak akan mendapat tanggapan apa-apa.
Kehidupan terasing dapat disebabkan karena banyak factor, diantaranya dapat disebabkan karena secara badaniah (fisik) seseorang yang berbeda, sehingga diasingkan dari hubungan dengan orang-orang lainnya, contohnya; anak-anak yang sejak kecil diasingkan dari pergaulan, karena mereka memiliki kelainan mental seperti penyakit autisme, atau memiliki kelakuan-kelakuan yang berbeda dengan manusia biasa. Selain itu, terasingnya seseorang dapat juga disebabkan karena pengaruh perbedaan ras atau kebudayaan yang kemudian menimbulkan prasangka-prasangka, dan juga adanya perbedaan kasta yang menyebabkan adanya perbedaan perlakuan, yaitu masyarakat kasta rendahan akan diasingkan atau disepelekan oleh masyarakat kasta tinggi. Keadaan-keadaan itu juga merupakan suatu penghalang terhadap terjadinya suatu interaksi social.
Faktor-faktor penyebab keterasingan yaitu :
1.      Adanya perbedaan fisik
2.      Adanya perbedaan ras atau kebudayaan
3.      Adanya perbedaan kasta atau kelas
Jenis-jenis keterasingan dalam berbagai bidang
1.      Agama tempat pengasingan manusia
“Agama adalah candu rakyat,” ungkapan yang sangat terkenal yang pernah dilontarkan oleh Marx. Kalimat yang sering diartikan “seakan-akan Marx menuduh agama menyesatkan dan menipu rakyat”.
      Marx melihat bahwa permasalahannya justru berada dalam masyarakat dan tidak terletak pada agama. “ agama hanyalah tanda keterasingan manusia tetapi bukan dasarnya. Agama sebagai tempat pengasingan baru bagi manusia yang diharapkan menjawab masalah secara praktis, celakanya justru menina bobokkan masyarakat dengan konsep surgawi (agama adalah candu masyarakat).
      Marx berpendapat bahwa untuk menjawab persoalan keterasingan manusia ini
Maka yang mesti dikeritik adalah “kritik surga berubah menjadi kritik dunia, kritik agama menjadi kritik hukum, kritik teologi menjadi kritik politik. Dengan demikian agama bukan penyebab utama keterasingan manusia dari kesosialnya tetapi keterasingan manusia dari kesosialnya justru ditemukan oleh Marx dalam struktur masyarakat sosial.
2.      Keterasingan Manusia dari Pekerjaan
Pekerjaan membuat manusia dapat membuktikan bahwa dia adalah makhluk sosial. Apa yang dialami sekarang ini adalah hasil kerja dari masa lalu, dan apa yang dilakukan sekarang adalah hasil yang akan memberi pengaruh masa yang akan datang.
      Lalu apa yang membuat manusia terasing dari pekerjaannya ? ketika pekerjaan telah dilihat hanya dalam sistem kapitalis “orang tidak bekerja secara bebas dan universal semata-mata terpaksa sebagai syarat untuk hidup.´sistem kapitalis telah merampas kebebasan dan menjadikan manusia sebagai pekerjayang bekerja untuk kepentingan kapitalis.
      Magnis Suseno menyebut tiga hal keterasingan dalam pekerjaan :
a.       Hasil pekerjaan mestinya menjadi kebanggaan tersendiri bagi para pekerja tetapi naas bahwa pekerja justru tidak merasakan itu tetapi sebaliknya pekerja terasing dari produk yang dihasilkannya.
b.      Tindakan bekerja tidak lagi punya makna dalam hisup pekerja. Karena hasil pekerjaan telah terasing dari dirinya sendiri.
c.       Manusia telah memperalat dirinya sendiri, untuk memaksakan diri mengerjakan apa keinginan pabrik demi untuk memperoleh nafkah.. Pekerjaan tidak lagi  sarana pengembangan diri, tetapi justru menjadikan manusia memiskinkan dirinya. Manusia dalam hal ini pekerja, tidak ada bedanya dengan binatang, yang melakukan pekerjaannya tidak lagi universal dan estetik dalam kebebasannya tetapi berdasarkan perintah. Ia hanya bekerja untuk dapat memeperpanjang umurnya, seperti binatang yang bekerja untuk memperpanjang hidupnya.
3.      Negara dan Legitimasi Keterasingan manusia
Marx berpendapat bahwa negara ada untuk melindungi kepentingan kelas atas untuk mengamankan kekuasaan mereka. Negara dapat dikatakan lawan dari kelas pekerja yang memperjuangkan hak mereka. Negara hanyalah alat legitimasi pembenaran terhadap apa yang dilakukan oleh kelas atas sehingga perubahan hanya mungkin terjadi melalui jalan revolusi.
4.      Keterasingan manusia dan kelas Sosial
Dalam pandangan Marx sendiri sebenarnya ada tiga kelas yakni :
a.       Kelas buruh (mereka hidup dari upah)
b.      Kelas pemilik modal (hidup dari laba)
c.       Kelas para tuan tanah (hidup dari rente tanah)
Tetapi dalam analisis keterasingan sosial tuan tanah tidak dibicarakan secara spesifik dimana pada akhirnya tuan tanah akan masuk dalam kelas pemilik modal.
D.    Bentuk-bentuk interaksi Sosial
Interaksi Sosial  menurut menurut Shaw (Ali,2004:87) merupakan suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini, tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu interaksi merupakan stimulus bagi individu lain yang menjadi pasangannya.
            Bentuk – bentuk interaksi sosial dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1.      Interaksi sosial asosiatif
Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Adapun pembagian bentuk interaksi sosial asosiatif yaitun :
a.       Kerjasama (Cooperation)
Bentuk utama dari proses interaksi sosial karena pada dasarnya interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama atau suatu bentuk interaksi sosial dimana orang-orang atau kelompok-kelompok bekerja sama bantu membantu untuk mencapai tujuan bersama. Misal, gotong royong membersihkan halaman sekolah.
Ada empat macam kerja sama yaitu:
ü  Kerjasama spontan ( kerjasama yang timbul secara spontan)
ü  Kerjasama langsung ( kerjasama karena adanya perintah atasan atau penguasa )
ü  Kerjasama kontrak (kerjasama yang berlangsung atas dasar ketentuan tertentu yang disetujui dalam jangka waktu tertentu )
ü  Kerjasama tradisional (kerjasama karena sistem tradisi yang kondusif )
b.      Akomodasi ( Accomodation)
Proses penyesuaian sosial dalam interaksi antarindividu dan antarkelompok untuk meredakan pertentangan.
Tujuan akomodasi yaitu :
ü  Mengurangi perbedaan pandangan, pertentangan politik, atau permusuhan antarsuku atau antarnegara.
ü  Mencegah terjadinya ledakan konflik yang mengarah pada benturan fisik
ü  Mengupayakan terjadinya akomodasi di antara masyarakat yang dipisahkan oleh sistem kelas atau kasta.
ü  Mengupayakan terjadinya proses pembauran atau asimilasi di antara kelompok kesukuan atau ras.
c.       Asimilasi (Assimilation)
Proses ke arah peleburan kebudayaan sehingga masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal sebagai milik bersama.
d.      Akulturasi (Acculturation)
Proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan menerima unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri atau suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara individu atau  kelompok. Merupakan usaha- usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
2.      Interaksi sosial Disosiatif
Interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi yang menghasilkan perpecahan.
Adapun pembagiannya yaitu :
a.       Persaingan (Competition)
Perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik atau suatu bentuk interaksi sosial dimana orangorang atau kelompok- kelompok berlomba meraih tujuan yang sama.
b.      Kontraversi
Bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik.
Bentuk-bentuk kontraversi yaitu :
ü  Kontraversi umum : Penolakan, keengganan, pengacauan rencana, & kekerasan
ü  Kontraversi sederhana : Memaki, mencerca, memfitnah, & menyangkal pihak lain
ü  Kontraversi intensif : Penghasutan, penyebaran desas-desus, & mengecewakan pihak lain
ü  Kontraversi rahasia : Mengumumkan rahasia pihak lain & berkhianat
ü  Kontarversi taktis : Intimidasi, provokasi, & membingungkan pihak lawan.
c.       Pertentangan atau konflik Sosial
Proses sosial antarperorangan atau kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam jurang pemisah diantara mereka atau bentuk interaksi sosial yang berupa perjuangan yang langsung dan sadar antara orang dengan orang atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai tujuan yang sama.
E.     Interaksi dan Informasi Goffman dan Prinsip Dramaturgi
Salah seorangahli sosiologi masa kini yang memberikan sumbangan penting terhadap kajian ialah Goffman. Ia menggunakan prinsip yang dinamakan dramaturgi (dramaturgy), yang oleh Margaret Poloma didefinisikan sebagai “pendekatan yang menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk menggambarkan fakta subjektif dan objektif dari interaksi sosial” (1979:271), diterjemahkan penulis). Usaha Goffaman untuk mempelajari interaksi dengan memakai bahasa san khayalan teater ini agaknya diilhami oleh pendapat Sheakespeare bahwa dunia merupakan suatu pentas dan semua laki-laki dan perempuan merupakan pemain.

Penggunaan sudut pandangan teater dan prinsip dramaturgi kita jumpai dalam buku Goffman: The Presentation of Self in Everyday Life (1959). Goffman memulai uraiannya dengan menyatakan bahwa individu yang berjumpa orang lain akan mencari informasi mengenai orang yang dijumpainya atau menggunakan informasi yang telah dimilikinya, antara lain dengan tujuan memanfaatkan informasi tersebut untuk mendefinisikan situasi (1959:1).

Menurut Goffman dalam suatu perjuangan masing-masing pihak secara sengaja maupun tidak sengaja membuat pernyataan (espression) pihak lain memperoleh kesan (impression). Goffman membedakan dua macam pernyataan, pernyataan yang diberikan (expression given), dan pernyataan yang dimaksudkan untuk memberikan informasi sesuai dengan apa yang lazimnya berlaku. Pernyataan yang terlepas atau dilepaskan, dipihak lain, mengandung informasi yang menurut orang lain memperlihatkan ciri si pembuat pernyataan.

Kita tentu melihat orang yang mengucapkan terima kasih dengan wajah masam. Ucapan terima kasih merupakan pernyataan yang diberikan sesuai dengan kebiasaan yang berlaku; namun wajah masam merupakan pernyataan yang diberikan informasi mengenai perasaan sebenarnya si pembuat pernyataan. Pernyataan yang diberikan dan yang dilepaskan dengan sendirinya dapat saling mendukung, misalnya bila seorang menyatakan belasungkawa sambil berwajah atau menitik beratkan air mata.

Telah kita lihat dalam suatu perjumpaan masing-masing pihak berusaha mendefinisikan situasi. Menurut Goffman dalam proses ini masing-masing pihak akan berusaha mengenai perilaku orang lain dengan jalan memberikan pernyataan yang dapat menghasilkan kesan yang diinginkan. Usaha mempengaruhi kesan orang ini dinamakannya pengaturan kesan (impression management). Dalam proses ini si pembuat pernyataan dapat memanipulasi pernyataan yang diberikan maupun mernyataan yang terlepas. Dalam kasus pernyataan belasungkawa tersebut di atas, misalnya, mungkin saja pernyataan belasungkawa maupun air mata bukan merupakan ikhlas melainkan dibuat-buat untuk menghasilkan kesan yang dikehendaki.

Penggunaan bahasa dab akhayalan teater untuk menggambarkan kenyataan sosial terlihat dari konsep yang dipakai Goffman untuk menggambarkan situasi perjumpaan. Kegiatan seorang untuk mempengaruhi peserta lain dalam suatu interaksi atau perjumpaan (encounter), misalnya, disebutnya “penampilan” (performance). Tempat suatu kegiatan berlangsung secara teratur yang dikelilingi hambatan terhadap persepsi dinamakan social establishment. Tempat penyajian penampilan disebut “kawasan depan “ (front region); disampingitu terdapat pula suatu “kawasan belakang” (back region) atau “panggung belakang” (backstage), tempat penampilan di kawasan depan dipersiapkan dan kesan yang disajikan melalui penampilan dibantah secara sadar melalui tindakan yang tidak sepadan penampilan di kawasan depan.

Penampilan untuk situasi dapat disajikan oleh seorang individu, tetapi dapat pula disajikan oleh beberapa orang selaku “tim” (team of performance). Penampilan individu atau tim disaksikan oleh suatu “khalayak” (audience); orang yang berada diluar ruang sidang merupakan “orang luar” (audience). Dikala menyajikan penampilan dikawasan depan, tim berusaha menjaga solidaritas dan menutupi kesalahan anggota tim. Dalam interaksi para pelaku berusaha menonjolkan kesepakatan dan membatasi pertentangan.

Kerangka pemikiran Goffman terlalu canggih daan rinci untuk dapat disajikan dalam suatu ringkasan pendek sehingga tujuan pernyataan penyajianini semata-mata hanyalah untuk memberikan gambaran sangat umum. Namun diharapkan bahwa dari pembahasan ini anda mulai dapat memperoleh suatu gambaran, meskipun sangat terbatas mengenai pendekatan dramaturgi.

Social establishment yang disajikan disini diangkat dari dunia kampus dan terdisi atas ruangan sidang ujian skripsi. Peserta dalam perjuangan ini adalah mehasiswa yang diuji, dan tim terdiri atas panitia ujian skripsi-pimpinan fakultas, ketua jurusan, para pembimbing skripsi, dan penguji. Khalayak terdiri atas sesama mahasiswa yang memperoleh izin untuk menghadiri sidang ujian. Masing-masing pihak peserta menyajikan penampilan untuk menanamkan kesan yang mereka kehendaki pada peserta lain dan khalayak. Mahasiswa berusaha menyajikan kesan bahwa ia siap diuji dan menguasai bidangnya. Masing-masing anggota tim penguji berusaha menyajikan kesan bahwa meraka ahli dalam bidang mereka, mampu memberikan bimbingan dengan baik, dan mampu menilai mahasiswa secara kritis.

Dalam penampilan tim, anggota panitia ujian berusaha membatasi perbedaan di antara mereka dan berusaha menjaga solidaritas tim—kesetiaan pada tim (dramaturgical loyality). Dalam sidang ujian terbuka yang merupakan kawasan depan ini, perbedaan pendapat di antara anggota tim (misalnya perbedaan pendapat mengenai teori atau kualitas data) atau kelemahan salah seorang anggota tim (misalnya ada anggota panitia penguji yang samasekali tidak melakukan bimbingan atau belum membaca skripsi yang diuji) diusahakan untuk ditutup-tutupi.

Demi kelancaran pengaturan kesan solidaritas tim diusahakan untuk dijaga, tetapi kadang-kadang terjadi “insiden” yang mengganggu penampilan tim. Perbedaan pandapat di antara para penguji dapat dipermukaan dalam sidang ujian; bimbingan yang isinya saling bertentangan dapat terungkap dan diperdebatkan para pemimbing dalam sidang. Dalam kasus ekstrem mungkin saja anggota panitia penguji ada yang memoikot sidang. Dalam kasus ekstrem mungkin saja anggota panitia ada memboikot sidang ujian atau peningkatan sidang karena perbedaan penafsiran terhadap teraturan atau prosedur.

Setelah sidang ujian terbuka selesai, khalayak serta mahasiswa yang diuji diminta meninggalkan ruangan karena panitia ujian akan bersidang untuk menilai isi skripsi dan kemampuan mahasiswa menjawab pertanyaan penguji. Dengan demikian kepergian khalayak, maka ruang sidang ujian berubah menjadi panggung belakang. Dalam perjumpaan yang terjadi dalam ruangan dikurangi dan perbedaan dapat dikemukakan secara lebih bebas dan terbuka. Perilaku mahasiswa yang diuji, baik selama sidang ujian berlangsung maupun selama masa bimbingan mungkin menjadi bahan pembericaraan, pengunjingan, atau bahwa mungkin bahan tertawaan, hal yang pasti tidak akan ditampilkan dalam sidang terbuka. Proses penentuan nilai akhir yang mungkin saja berlangsung secara musyawarah, atau kompromi pun tidak diketahui oleh mahasiswa uang diuji maupun dan khalayak yang menghadiri sidang ujian tersebut.Pada saat sidang ujian dinyatakan terbuka lagi untuk mengumunkan hasil ujian dan kehidupan khalayak yang hadir, unsur-unsur kesulitan disiplin dan tenggang rasa hasil ujian, nasihat apa yang akan diberikan tim dan sebagainya.
Dengan sendirinya pendekatan Goffan ini mendapat kritik berbagai pihak. Goffaman menyajikan para pelaku dalam interaksi sebagai penipu (con artist), sebagai manipulator yang berusaha menipu atau memanipulasikan peserta lain (lihat antara lain Polma, 1979).


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.
Gillin & Gillin mengatakan bahwa: Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.

B.     Saran
Di dalam makalah  ini banyak menjelaskan tentang bagaimana interaksi sosial itu, sehingga banyak memberi referensi kepada pembaca dan masyarakat, bagaimana berinteraksi dengan baik dan lebih menambah wawasan bagi para pembaca

















DAFTAR PUSTAKA





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar